Rabu, 10 Juni 2009

PERGESERAN NILAI-NILAI AGAMA

Harja Mekar adalah sebuah desa kecil di sudut Kabupaten Bekasi, penduduknya multi etnis dan multi agama. Kehadiran PT (Pe-Te) di lingkungan desa tersebut, turut merubah wajahnya. Dari potret desa yang sederhana kemudian berubah status menjadi desa kota. Geliat ekonomi masyarakat mulai terdongkrak sehingga daya beli masyarakat mulai meningkat. Sebagai barometer dari itu semua, mall-mall dan pusat perbelanjaan hampir setiap hari padat dengan pengunjung. Kita tidak tahu apakah banyaknya masyarakat yang mengunjungi pusat perbelanjaan tersebut, ingin berbelanja atau hanya sekedar shopping window, melihat-lihat sesuatu yang baru. Tak ketinggalan banyak anak sekolah masih berpakaian seragam turut memadati mall-mall. Pada masyarakat harja mekar, tuntutan ekonomi keluarga dan tuntutan gaya hidup merupakan suatu keniscayaan yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Sehingga kadang-kadang dengan jalan apapun mereka lakoni dan dalam keadaan terdesak bukan tidak mungkin melakukan tindakan destruktif. Kondisi seperti itu pada gilirannya akan menggiring kepada situasi yang rawan. Perang antar pemain limbah industri kerap kali terjadi, pemandangan saling marapat saling menjauh dan bahkan saling menjatuhkan satu sama lain terhadap para pesaingnya dalam upaya untuk merebut lahan limbah yang menggiurkan, merupakan tontonan yang sangat menarik. Ironisnya satu lahan limbah PT diperebutkan oleh lebih dari satu orang, dan yang memperebutkannya ternyata orangnya itu-itu juga, artinya mungkin orang tersebut sudah mengantongi beberapa SPK, tapi masih terus mengalami kekurangan. Dalam doktrin agama yang kita pahami bahwa, manusia dalam fitrahnya selalu cenderung merasa tidak puas, dalam soal ilmu ftirah semacam itu boleh-boleh saja, sebab kata Imam Syafi'i (salah satu dari mazahibul arba'ah), "semakin banyak yang kuketahui semakin tahu pula aku orang yang tidak tahu". Namun dalam soal pengumpulan harta Nabi SAW bersabda: "Seandainya manusia mempunyai dua lembah harta berupa emas, pasti mereka akan mencari lembah emas yang ketiga, sehingga mereka tidak akan berhenti mencarinya kecuali kalau mereka sudah masuk ke liang lahad (kuburan)". Hadits ini merupakan statemen Rasulullah Saw beberapa ratus abad yang lalu. Kita tidak bisa membayangkan, kalau semua orang memburu harta dengan cara apapun yang penting "pokoke" berhasil. Lalu apa jadinya generasi lapis kedua yang merupakan pengganti mereka?, Dalam hadits lain, Rasulullah Saw bersabda: "Setiap yang tumbuh dari barang yang haram, maka neraka lebih utama baginya". Saya sebagai bagian dari masyarakat harja mekar menjadi prihatin mengamati revolusi mental dan paradigma yang terjadi belakangan ini. Nilai-nilai agama sudah mulai bergeser dari relnya dan cenderung dikesampingkan, demi untuk mengejar kepuasan sesaat. Semoga kita dilindungi oleh Allah SWT dari penyakit hati yang tidak pernah merasa puas. amiin!

Tidak ada komentar: